Sabtu, 05 November 2011

Nyitus di Pulau Lombok


            Bepergian seru adalah sambil dapat memetik suatu pelajaran di dalamnya, jalan-jalan yang menyenangkan di pulau lombok salah satunya Nyitus ke tempat-tempat bernilai sejarah seperti....
           Bangunan Balai Kambang Taman Mayura mempunyai nilai sangat penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan sehingga perlu dilestarikan dan dilindungi. Balai Kambang Taman Mayura terletak di wilayah Kelurahan Cakranegara Timur, Kecamatan Cakranegara, Kotamadya Mataram. Di sebelah barat kompleks taman ini dahulu merupakan komplek Puri Kerajaan Cakranegara, bernama Puri Ukir Kawi yang kini telah menjadi pemukiman, pertokoan, dan perkantoran. Lokasi Taman Mayura dapat dijangkau dengan mudah karena telah dihubungkan dengan sarana transportasi berupa jalan beraspal yang cukup lebar dan dapat dilalui berbagai jenis kendaraan beroda empat. Bangunan Balai Kambang berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran luas 15,30 x 8,10 meter. Terbuat dari bahan pondasi pasangan batu kali yang dikombinasi dengan batu bata dan padas dan umpak dari batu padas  yang diukir dengan cat hitam. Tiang dan rangka terbuat dari kayu nangka yang sebagian besar diukir dan dihiasi dengan ornamen, atap ijuk yang sudah tipis. Bangunan Balai Kambang ini berada di tengah telaga (kolam) berukuran 191,60 x 81,00 meter, untuk mencapai Balai Kambang melewati gapura kecil dari bata dengan pintu kayu, dan melewati jembatan kecil dengan lebar kurang 1,5meter. 



            Sejarah keberadaan Taman mayura berhubungan erat dengan sejarah keberadaan orang-orang Bali di Lombok. Taman ini telah ada sejak Karangasem Sasak di Lombok pada awal abad 19, yang ketika itu Lombok terdiri dari kerajaan-kerajaan kecil seperti Mataram, Pegesangan, Pagutan, Sengkongo dan lain sebagainya. Taman Mayura dapat dipandang sebagai bukti kehadiran Kerajaan Karangasem di Lombok atau Kerajaan Mataram yang kemudian mengganti nama menjadi Cakranegara.
            Balai Kambang Taman Mayura sebagian besar menggunakan bahan dari kayu. Sejak runtuhnya kerajaan Mataram pada tahun 1894, taman mayura telah mengalami beberapa kali pemugaran. Tahun 1919 dipugar oleh pemerintah Belanda. Pada tahun 1961 Pemda Kabupaten Lombok Barat pernah melakukan pemugaran dengan menambahkan dua buah gapura pada sisi selatan taman. Tambahan kedua gapura ini kemudian dihapus pada waktu pemugaran yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Depdikbud melalui bagian proyek Sasana Budaya. Upaya untuk menembalikan bangunan sesuai dengan aslinya terbentur pada ketiadaan data dan dokumentasi dari pemugaran-pemugaran yang dilakukan sebelumnya. Secara rutin situs Taman Mayura dipelihara oleh juru pelihara yang melakukan pembersihan secara tradisional, menjaga keamanan, mencatat pengunjung, menata lingkungan, dan membuat laporan. 
             Mari bersama-sama untuk ikut melestarikan peninggalan sejarah yang dapat kita wariskan kepada anak cucu kelak,, dengan potensi yang ada dapat dikembangkan melalui pengelolaan yang baik untuk pemanfaatan seperti misalnya pariwisata budaya.